Penilaian autentik? Penilaian autentik itu apa? Penilaian autentik itu
bagaimana? Penilaian autentik menilai siapa? Penilaian autentik itu kapan
dilaksanakan? Dan masih banyak deretan pertanyaan yang melintas dalam benak
para guru ketika mendengar istilah penilaian autentik.
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Penilaian memegang peranan penting dalam pembelajaran, dikarenakan penilaian berfungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Jika sudah tercapai, guru diperbolehkan untuk melanjutkan ke tema selanjutnya, namun jika belum tercapai guru diharuskan memberikan “remidi” pada tema yang diajarkan. Tentunya guru sudah tidak merasa asing lagi dengan yang namanya penilaian ini. Tapi yang jadi pertanyaan, sudah pahamkah kita dengan penilaian yang digunakan yang diberlakukan pada kurikulum 2013?
Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Penilaian memegang peranan penting dalam pembelajaran, dikarenakan penilaian berfungsi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Jika sudah tercapai, guru diperbolehkan untuk melanjutkan ke tema selanjutnya, namun jika belum tercapai guru diharuskan memberikan “remidi” pada tema yang diajarkan. Tentunya guru sudah tidak merasa asing lagi dengan yang namanya penilaian ini. Tapi yang jadi pertanyaan, sudah pahamkah kita dengan penilaian yang digunakan yang diberlakukan pada kurikulum 2013?
Kurikulum 2013 memberlakukan sebuah sistem penilaian yang memang berbeda
dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Sistem penilain tersebut dinamakan “penilaian autentik”.. Penilaian auentik
adalah penilaian pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Sebenarnya penilaian autentik ini sudah tidak asing lagi pada KBK
dan KTSP, hanya saja pelaksanaannya konon belum maksimal. Pada KBK dan KTSP,
guru Sekolah Dasar kebanyakan mempraktekkan penilaian hanya sebatas penilaian
pengetahuan saja. Tentu saja dengan kesalahan ini, siswa yang dianggap pintar
adalah siswa yang pandai dalam pengetahuannya saja dengan mengesampingkan sikap
dan keterampilan yang mereka miliki. Lantas bagaimana penilaian autentik yang
diusung kurikulum 2013 ini?
Penilaian autentik Sekolah Dasar pada Kurikulum 2013 adalah penilaian yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian autentik yang pertama adalah penilaian
SIKAP. ( KI-1 dan KI-2 )
Mengapa penilaian sikap dinomorsatukan? Karena Sekolah Dasar adalah sekolah
yang menjadi dasar/pondasi pendidikan bagi generasi penerus bangsa. Pendidikan
sikap harus dibangun sejak dini agar kelak mereka mampu menjadi penerus bangsa
yang santun, berbudi luhur, dan tidak melupakan “jati diri”nya sebagai bangsa
Indonesia. Untuk apa memiliki generasi penerus bangsa yang “handal
pengatahuannya tetapi miskin sikap”...?
Penilaian sikap pada Kurikulum 2013 meliputi penilaian sikap spiritual dan
sikap sosial. Sikap spiritual adalah sikap yang berkaitan antara manusia dengan
Tuhan sang pencipta, yang berisikan penilaian dalam segala hal yang menyangkut
peribadahan. Sedangkan sikap sosial adalah sikap yang berkaitan dengan hubungan
interaksi dengan sesama, yang berisikan penilaian sikap dalam berinteraksi
sosial dengan lingkungan di sekitarnya.
Penilaian autentik yang kedua adalah penilaian PENGETAHUAN
( KI-3 )
Salah satu tujuan Kurikulum 2013 adalah mengharapkan peserta didik nantinya
mampu menjadi generasi penerus bangsa yang hebat dalam aspek pengetahuannya.
Untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dalam ranah pengetahuan
tentunya diperlukan penilaian dan tentunya penilaian pada ranah pengetahuan sudah
bukan sesuatu yang asing lagi bagi para
guru karena pada kurikulum-kurikulum sebelumnya, penilaian ini senantiasa
diberlakukan. Di situ terdapat tes tertulis, lisan, dan penugasan hasil belajar adalah salah satu bentuk dari
penilaian ini. Namun demikian pada kurikulum 2013 ini tehnik penilaiannya memang
berbeda dengan kurikulum-kurukulum sebelumnya, salah satunya adalah penilaian dalam satu muatan kurikulum ( mapel
) tidak lagi bersifat “gelondongan” ( tunggal/per mapel ) melainkan per
kompetensi dasar ( KD ).
Penilaian autentik yang ketiga adalah penilaian
KETERAMPILAN.
Setiap pembelajaran berlangsung siswa tidak hanya
dibekali dengan sikap dan pengetahuan saja, namun mereka juga dibekali dengan
keterampilan. Jika keterampilan siswa dibina dalam pembelajaran maka secara
otomatis diperlalukan juga penilaiannya. Bentuk penilaian pada ranah keterampilan
tentunya berbeda dengan bentuk penilaian sikap dan keterampilan, meskipun sistem penilainnya sama-sama yaitu tidak
per mapel melainkan per kompetensi dasar, yang menjadi letak perbedannya adalah aspek dan tehnik
penilaian yang digunakan berbeda dengan penilaian pengetahuan. .
Dilihat dari sisi sisi aspek yang dinilai dan sistem penilaian pada Kurikulum 2013 jelas terlihat bahwa dalam proses penilaian tugas guru bukan semakin ringan, namun bertambah berat, hal ini disebabkan karena aspek yang diniliai bertambah, begitu pula teknik penilainnya bertambah dan berbeda pula, ditambah bentuk hasil pelaporan kepda orang tua siswa ( baca : raport )pun juga berbeda. Jika dulu hanya berupa angka-angka, sekarang harus dituliskan deskripsi yang menyebutkan tentang kompetensi dasar yang dikuasai siswa dan yang perlu ditingkatkan, untuk masing-masing aspek penilaian dan satuan muatan kurikulum. Jika guru tidak cerdas dalam mensiasati hal ini tidak menutup kemungkinan “action” guru di kelas akan terganggu karenanya.
Dilihat dari sisi sisi aspek yang dinilai dan sistem penilaian pada Kurikulum 2013 jelas terlihat bahwa dalam proses penilaian tugas guru bukan semakin ringan, namun bertambah berat, hal ini disebabkan karena aspek yang diniliai bertambah, begitu pula teknik penilainnya bertambah dan berbeda pula, ditambah bentuk hasil pelaporan kepda orang tua siswa ( baca : raport )pun juga berbeda. Jika dulu hanya berupa angka-angka, sekarang harus dituliskan deskripsi yang menyebutkan tentang kompetensi dasar yang dikuasai siswa dan yang perlu ditingkatkan, untuk masing-masing aspek penilaian dan satuan muatan kurikulum. Jika guru tidak cerdas dalam mensiasati hal ini tidak menutup kemungkinan “action” guru di kelas akan terganggu karenanya.
Dengan hal-hal yang sudah disebutkan di depan, dapat
kita bayangkan bahwa jika proses penilaian hanya dilakukan secara manual, besar
kumungkinannya tidak akan selesai tepat waktu dan sangat menguras serta menyita
waktu. Lantas langkah jitu apa yang
harus dilakukan guru agar waktunya tidak disibukkan oleh proses penilaian..?
Selain etos kerja, ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh guru, diantaranya :
Pemahaman dan kemampuan guru terhadap tehnologi
informatika ( salah satunya penguasaan akan komputer ) sangat mutlak harus dikuasai.
Dengan kemampuan mengoperasikan komputer, maka akan
dapat menggunakan ( lebih bagusnya membuat ) aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan
untk membantu proses penilaian.
Di era keterbukaan dewasa ini, kita dapat mengakses
kapan dan dimana saja apa-apa yang kita butuhkan melalui jaringan internet,
termasuk salah satunya aplikasi-aplikasi penilaian yang dimaksud. Berikut ini
beberapa contoh screenshot gambar cover plikasi penilaian untuk Sekolah Dasar.
Demikianlah bahasan mengenai penilaian autentik pada Kurikulum 2013 jenjang Sekolah Dasar. Semoga bisa membantu.
*mbahBei ( dengan berbagai sumber
)
0 komentar:
Posting Komentar