.

BANGUNAN SEKOLAH DENGAN ARSITEKTUR KUNO

Meskipun sudah beberapa kali mengalami renovasi, namun ciri khas bangunan kuno ( peninggalan Belanda ) masih tetap dilestarikan. Memberi kesan antik, nyaman, dan asri

PANGARSANING PAWIYATAN

Bp. SUBITO, S.Pd...Berkomitmen tinggi pada peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.

GARDA DEPAN PENGGODOGAN OUTPUT

Bp. SUTAP, S.Pd.SD....Penanggungjawab tungku terakhir dalam rangka menghasilkan output yang mampu menjawab tantangan jaman....

BENTENG DEKADENSI MORAL

Bo. H.BAHRUDDIN, S.Pd.I...Menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang selain cerdas, namun juga harus santun dan beriman.

TENANG NAMUN PASTI

Ibu Hj.SRI MULYANI, S.Pd.SD.... sosok yang tenang, penyabar, namun memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan profesionalitas, demi menyiapkan generasi yang berkualitas....

ENERJIK, ULET, DAN PANTANG MENYERAH

Ibu DALATI, S.Pd...Dengan motto "tak ada sesuatu yang tak bisa dikerjakan" dan pembawaan yang enerjik, ulet, serta pantang menyerah...generasi penerus yang membanggakan bisa diwujudkan.

MUDA PENUH KREATIFITAS

Ibu DWI INDRATI, S.Pd.SD....Siap menjalankan kewajiban dengan penuh semangat dan kreatif demi mewujudkan anak-anak yang mandiri.

PENUH SEMANGAT DAN VITALITAS

Bp. LATIF MUJIYANTO, S.Pd.....Generasi muda yang siap berbakti bagi pertiwi....Semangat..!!

MENSANA IN CORPORE SANO

Bp. P.SISWAHYUDI, S.Pd....Selain menyiapkan generasi yang cerdas, terampil, santun, dan berkhlak mulia, namun juga harus sehat jasmaninya.

OPS...OPS....SOS.....SOS....

Ibu FARIDA SETYANINGSIH....Bidang yang dikerjakan memang memerlukan sikap cerdik, dan kadang-kadang tahan banting, sert tahan nafas karena banyak rasa was-was....

JAGABAYA LAN JURU PAES

Bp. HAIDIR.....Bidang yang dkerjakannya memang memerlukan ketelitian dan kesiap-siagaan yang tinggi, diperlukan juga ketelatenan demi terwujudnya lingkungan sekolah yang asri, nyaman, aman.

Rabu, 26 Juli 2017

DOKUMEN 1 KTSP

Senin, 09 November 2015

PAIKEM.....oh PAIKEM.....




Sesuai isi Permendiknas No. 41 thn 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan Menengah, dijelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran harus dilaksanakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat (Long Life Education). Pendidik haruslah memberi keteladanan, membangun kemauan dan menggali kreativitas peserta didik. Paradigma pengajaran kini beralih menjadi paradigma pembelajaran.
Dalam paradigma pengajaran , peran guru sangat dominan ( teacher oriented) sedangkan dengan paradigma pembelajaran – peserta didiklah yang aktif (student oriented). Pembelajaran menjadikan siswa menjadi subjek didik yang aktif.

Proses pembelajaran harus direncanakan, dilaksanakan, dinilai dan diawasi agar pelaksanaannya efektif dan efisien. Proses pembelajaran tidak hanya “chalk and talk” ( kapur dan tutur ), namun hendaknya juga harus memahami keragaman dan karakteristik siswa, fleksibel, variatif dan memenuhi standar. Untuk itu pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktifdan memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat , minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik

Dalam Permendiknas no 41/2007, lebih dalam diuraikan bagimana pelaksanaan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi , aktif serta menumbuhkan prakarsa, kreativias dan kemandirian siswa ( sejalan dengan konsep PAIKEM). Pelaksanaan proses pembelajaran itu dibagi menjadi 3 tahap yaitu:


1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Kegiatan Penutup

1. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

· menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

· mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang   akan dipelajari;

· menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

· menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus

2. Kegiatan Inti
 Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

a. Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

1) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan

5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.


b. Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

3) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut;

4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.


c. Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,

3) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,

4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:

a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengar menggunakan bahasa yang baku dan benar;

b) membantu menyelesaikan masalah;

c) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

d) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;

e) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.


3. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru:

- bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;

- melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;

- umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

- merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;

- menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Rabu, 28 Oktober 2015

BENANG MERAH ANTARA KKG, PKG, DAN KKKS




1.      Pengertian
Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan suatu wadah dalam pembinaan kemampuan professional guru, pelatihan dan tukar menukar informasi, dalam suatu mata pelajaran tertentu sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (Ginting, 2004 : 21) Dengan demikian, Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah sebuah forum /organisasi atau perkumpulan guru- guru mata pelajaran yang mempunyai kegiatan khusus memberikan informasi-informasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pribadi guru dalam proses belajar mengajar.

2.      Sejarah Lahirnya Kelompok Kerja Guru Sejak tahun 90-an informasi di berbagai bidang mengalir dengan deras. Terutama dibidang informasi dan komunikasisemakin canggih. Tidak salah kiranya isu tentang “globalisasi” mulai merambah kesetiap penjuru dunia. Tuntutan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia pada konteks hari ini adalah sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadis ebuah tantangan besar bagi dunia pendidikan. Oleh karenanya setiap sekolah mestinya tanggap dengan setiap perubahan yang serba cepat dalam setiap bidang kehidupan. Tak terlepas dari itu, perkembangan informasi pendidikan secara global menuntut guru-guru untuk dapat berfikir secara global serta memiliki kemampuan yang secara terus menerus dapat ditingkatkan. ‘

Guru sebagai pioneer berhasilnya pendidikan, melihat perkembangan zaman yang serba cepat perlu ditingkatkan kualitasnya sehingga dia mampu mensejajarkan pengetahuannya dengan tuntutan zaman. Dengan pengetahuan yang tetap up to date tersebut guru tetap dapat memberikan informasi-informasi mutakhir ketika berlangsung proses belajar mengajar terhadap murid-muridnya. Kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menerus mengalir dengan sendirinya menjadi sebuah perhatian yang serius bagi pemerintah agar guru juga diberikan pembinaan professional guru secara terus menerus, sehingga guru tidak ketinggalan ilmu pengetahuan. Hal ini terungkap dalam karya dibawah ini:

Tuntutan pembanguan akan sumber daya manusia (SDM) yang bermutu menuntut juga kemampuan profesioanal guru yang semakin tinggi. Oleh karena itu, perlu ada system pembinaan yang menjamin adanya dukungan professional bagi guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya sehari-hari sehingga mereka senantiasa dapat meningkatkan mutu KBM. System pembinaan profesional yang dimaksud adalah tidak lain dari pada mekanisme bagaimana membantu guru meningkatkan mutu kemampuan profesionalnya terutama dalam mengajar dan membelajarkan murid, atau dengan kata lain, dalam meningkatkan mutu proses/kegiatan belajar-mengajar (KBM) sehingga mutu hasil belajar kemurid pun meningkat”. (Anwar Yasin, 2005:28)

Mencermati berbagai kemajuan itulah pemerintah membentuk beberapa organisasi penjamin mutu pendidikan dan lembaga-lembaga pembinaan professional guru melalui proyek PEQIP (Primary Education Quality Improvement Project) atau yang disebut dengan Proyek Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah Dasar.

3.      Wadah Profesional Pendidikan di Sekolah Dasar
Wadah Profesional Pendidikan di Sekolah Dasar yang dibentuk Melalui PEQIP tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Kelompok Kerja Guru (KKG)
Kelompok kerja guru yang beranggotakan semua guru didalam gugus yang bersangkutan. KKG ini adalah wadah pembinaan professional guru bagi para guru dalam rangka meningkatkan kemampuan professional guru khususnya dalam melaksanakan dan mengelola pembelajaran di sekolah dasar. Secara operasional kelompok kerja guru dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelompok yang lebih kecil berdasarkan jenjang kelas atau per mata pelajaran. Dan kelompok kerja guru inilah yang akan penulis kaji pada pembahasan selanjutnya.

b.      Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS)
Kelompok Kerja Kepala Sekolah yang anggotanya terdiri dari semua kepala sekolah pada gugus yang bersangkutan dimaksudkan sebagai wadah pembinaan professional bagi kepala sekolah dalam upaya peningkatan kemampuan kepala sekolah yang terkait teknik edukatif maupun manajemen sekolah.

c.       Pusat Kegiatan Guru (PKG)
Pusat Kegiatan Guru adalah sebagai tempat diselenggarakannya kegiatan kelompok kerja guru yang juga merupakan bengkel dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Pada dasarnya kegiatan kelompok kerja guru yang dilaksanakan pada setiap gugus sesuai dengan program kerja yang telah disusun. Kelompok-kelompok diatas diberlakukan melalui SK Dirjen Dikdasmen No. 070/C/Kep/1/93 tanggal 7 April 1993. Semenjak itulah Kelompok Kerja Guru (KKG) mulai dilaksanakan.

4.      Tujuan Kelompok Kerja Guru
Upaya pembinaan professional guru melalui kelompok kerja guru merupakan kegiatan yang terencana dengan tujuan yang cukup jelas. Tujuan kelompok kerja guru menurut Depdikbud (2005: 3) adalah meningkatkan kualitas sumber daya tenaga kependidikan yang tersedia. Sehingga para guru dapat meningkatkan kualitas pendidikan itu sendiri dan pada gilirannya menjadikan kualitas prestasi belajar dan out put sekolah semakin bermutu. Secara umum tujuan kelompok kerja guru adalah meningkatkan mutu pendidikan dalam arti yang luas, dan secara khusus untuk meningkatkan professional guru.

5.      Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Melalui KKG
Pembinaan kemampuan professional guru dimaksudkan untuk memberikan bantuan kepada guru terutama bantuan berupa bimbingan, pengarahan dan dorongan”.
Usaha memberi bantuan kepada guru untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan sehingga guru menjadi lebih ahli mengelola kegiatan belajar mengajar dalam membelajarkan anak didik. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan berbagai bantuan dengan cara memberikan bimbingan, pengarahan, dan memotivasi para guru agar mereka mempunyai pengetahuan yang luas dan keterampilan yang baik dalam bidangnya sehingga mereka dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Tugas professional guru pada hakikatnya ada tiga yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Tugas guru dalam mendidik artinya: pemberian bimbingan kepada anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai hidup. Sedangkan tugas guru dalam mengajar, artinya memberikan pengajaran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk dapat melaksanakan tugas ini, guru juga dituntut untuk memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar. Demikian pula tugas guru dalam melatih yang berarti guru memberikan seperangkat kemampuan psikomotor peserta didik sehingga mempunyai keterampilan yang dapat diandalkan
Seorang pengajar lebih ditekankan kepada tugas guru dalam merencanakan pengajaran, pembimbing, serta memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya dan dalam bidang kemasyarakatan tugas guru menekankan kepada pemberian informasi dan mengayomi masyarakat di lingkungannya.
Semua tanggungjawab dan tugas guru di atas akan efektif apabila guru memiliki seperangkat kemampuan professional yang memadai. Kemampuan tersebut meliputi: mempunyai pengetahuan yang luas tentang belajar tingah laku siswa, mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya, mempunyai sikap yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studinya serta mempunyai keterampilan teknik pengajar. Seorang guru yang baikharus menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosa tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengukur hasil belajar siswa.

Simpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.         Tugas professional guru harus mendapat pembinaan yang meliuputi tiga aspek yaitu: merencanakan pengajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi pembelajaran
2.         Professional tidaknya seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai sasaran akhir dari pembinaan yang telah diberikan, dapat dilihat dari tiga aspek penting, yaitu aspek pengetahuan, keterampilan dan kepribadian. Ketiga aspek tersebut merupakan fokus utama dari pembinaan guru dalam melaksanakan bimbingan di sekolah, karena aspek-aspek tersebut sangat erat kaitannya dengan identitas guru sebagai kelompok yang mencerminkan keberadaan suatu kelompok organisasi.
3.         Sebagai seorang guru yang professional, guru kelas mempunyai kewajiban melaksanakan bimbingan yang menjadi tanggungjawabnya di sekolah, kewajiban guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar meliputi: “menyusun program pengajaran, penyajian program pengajaran sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran perminggu dan melaksanakan evaluasi belajar”.


4.         Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas disekolah tidak terlepas dari peranan dan tanggungjawab guru itu sendiri dalam mengembangkan dirinya. Pembinaan guru tersebut dalam melaksanakan tugas melalui KKG akan difokuskan pada dua hal yaitu: bentuk atau teknik pembinaan dan aspek-aspek apa saja yang harus dibina sehingga menjadikan guru lebih professional dalam melaksanakan tugasnya. 

DAFTAR PUSTAKA
1.       Abdorrakhman Ginting, 2004. Proposal Pengajuan Dana Pembinaan KKG Padang Barat,                 (Padang: SD CA Padang). -----------------------------, 2008.
2.       Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Humaniora Bandung Anwar Yasin, 2005.
3.       System Pelatihan Kemampuan Profesi Guru Sekolah Dasar PEQIP, dalam Majalah Mutu                   Jakarta Depdikbud, 2005a.
4.       Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Kelompok Kerja Guru Mata Pelajaran PPKn SD. Depdikbud         Jakarta -------------, 2005b.
5.       Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah (Buku 1). Depdiknas Jakarta                   Depdikbud, 2005/2006.
6.       Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Depdikbud Jakarta Dzaujak Ahmad,         2006.
7.       Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Depdikbud. Jakarta

Rabu, 07 Oktober 2015

Makanan ini bisa rontokkan nikotin dalam 24 jam




Brokoli

Sudah bukan rahasia lagi jika makan sayuran hijau sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh Anda. Sebab sayuran ini kaya akan zat klorofil yang mampu menggantikan sel-sel yang rusak dalam tubuh. Selain itu kandungan serat di dalamnya mampu menghisap racun, salah satu contohnya adalah nikotin.
Makan brokoli mampu meningkatkan sistem metabolisme dalam tubuh Anda sehingga pada gilirannya mampu melindungi beragam anggota tubuh dari racun. Selain itu kandungan vitamin C di dalamnya juga efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga Anda jadi tidak mudah sakit.

Jeruk

Jeruk merupakan salah satu jenis buah yang mengandung vitamin C tertinggi di dalamnya. Ketika Anda makan jeruk maka nikotin mampu keluar secara otomatis bahkan dalam waktu 24 jam ke depan setelah Anda memakannya.
Bonusnya, kandungan vitamin C dalam buah jeruk yang tinggi juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh sebab mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda.





Bayam
Bayam adalah sayuran hijau yang tinggi akan asam folat atau vitamin B9. Kedua nutrisi saat masuk ke dalam tubuh mampu menghilangkan nikotin dalam waktu yang singkat. Selain itu kandungan serat di dalamnya juga baik untuk mendukung kesehatan sistem pencernaan Anda.




Jahe
Jahe merupakan contoh rempah-rempah yang dapat dengan mudah ditemui di Indonesia. Sudah sejak lama jahe dikenal mampu mendukung kesehatan pencernaan. Ternyata tak hanya itu saja manfaat sehat dari jahe. Sebab rempah-rempah yang bisa memberikan manfaat hangat di tubuh ini juga bisa membantu Anda untuk menghilangkan efek negatif nikotin dari dalam tubuh.
Selain diseduh, Anda juga bisa mengunyah jahe mentah untuk mengatasi keinginan merokok karena Anda mungkin sudah kecanduan akan nikotin.



Cranberry
Buah beri kecil ini terkenal efektif untuk membunuh bakteri dan virus penyebab infeksi saluran kencing.
Selain manfaat tersebut, ternyata cranberry juga ampuh untuk membuang efek negatif nikotin dalam waktu 24 jam ke depan Anda setelah mengonsumsinya. Hal ini disebabkan karena cranberry mengandung asam tertentu yang mendorong program pembuangan nikotin. Anda bisa mengonsumsi cranberry secara langsung atau diolah menjadi smoothie

Selasa, 29 September 2015

KETIKA ANAK SULIT DIATUR UNTUK BELAJAR



Pertumbuhan dan perkembangan anak enantiasa selalu dipengaruhi oleh cara didik orangtua. Ketika usia anak semakin bertambah, banyak orangtua yang mengeluh karena si kecil sulit diatur, tidak menurut perintah mereka, hingga tak mau melaksanakan kewajibannya. Hal yang sering dikeluhkan orang tua masa kini adalah anak tidak mau belajar.

Konsultan parenting profesional Edy Wiyono, atau yang lebih dikenal dengan Ayah Edy, mengatakan ketika anak sulit disuruh belajar, banyak orangtua mengeluh dan malah memarahi anaknya. Padahal itu bisa membuat buah hati Anda semakin tertekan dan memberontak. Salah satu penyebab anak tidak mau belajar mungkin karena bidang tersebut tidak sesuai dengan minat yang dimiliki si kecil.

Oleh sebab itu, Edy menyarankan untuk menggali minat anak sejak dini. Gali potensi dan mimpi mereka sejak kecil. Hal ini sangat berpengaruh terhadap masa depan anak. Hindari memaksa anak tetap belajar dengan cara marah-marah atau memberikan ancaman. Bahkan pria 45 tahun itu mengatakan lebih baik anak tidak belajar di sekolah daripada tidak punya minat dan mimpi.

"Jauh lebih penting punya mimpi daripada rajin belajar. Saya lebih khawatir anak saya nggak punya mimpi daripada nggak mau sekolah. Kalau anak nggak punya cita-cita, orangtua harus cari tahu potensinya apa,"
Edy kemudian memberikan resep bagaimana cara menggali potensi anak dan mengetahui mimpi mereka. Resep ini akan membantu mereka menjadi orang sukses sesuai impian masing-masing.




1. Tanyakan Mimpi Anak
Sebagai orangtua, Anda harus menanyakan mimpi anak sejak dini. Bagaimana caranya bertanya? Praktisi Multiple Intelligence & Holistic Learning itu menuturkan, ketika ingin mengetahui apa sebenarnya bakat mereka, bertanyalah dengan lembut. Tanya apa saja hal yang disukai si kecil untuk mengetahui lebih jauh potensi yang dimilikinya. Tanyakan juga apa mimpi yang ingin ia raih.

Orangtua perlu mendekati anak secara perlahan tanpa omelan. Bapak dua anak itu mengatakan anak mulai bisa digali potensinya sejak ia masuk sekolah formal. "Biasanya pemetaan sudah bisa dilakukan saat masuk SD," ujar Edy.

2. Mimpi Harus Spesifik
Anak harus mempunyai mimpi yang spesifik. Semakin detail mimpi tersebut semakin mudah mengarahkannya. Edy memaparkan, banyak orangtua bertanya kepada anaknya mengenai cita-cita mereka. Kemudian sang anak menjawab, ingin menjadi dokter, presiden, atau guru. Ini bukanlah mimpi yang spesifik.

Menurutnya, mimpi yang jelas itu harus detail dan setiap anak tentu memilikinya. Ia memberikan contoh kasus yang pernah ditanganinya. Ada orang tua yang melaporkan bahwa putrinya tidak suka belajar secara akademis tapi lebih senang bermain dan memelihara hewan.

Ketika ditanya apa mimpi si kecil, ternyata ia sudah memiliki cita-cita yang jelas yaitu ingin menjadi kepala pengurus kebun binatang San Fransisco. Karena mimpi anak sudah jelas maka lebih mudah memberikan arahan pendidikan agar ia bisa meraih mimpinya tersebut.

"Jadi semakin spesifik mimpi itu semakin bagus dan mudah untuk memetakannya," tambah Edy.

3. Sesuaikan Pendidikan
Penulis buku-buku best seller yang penjualannya hingga ke Malaysia itu menyarankan agar anak disesuaikan pendidikannya dengan cita-cita yang ingin ia raih. Edy kembali memberikan contoh.

Ada seorang anak perempuan yang nilai sekolahnya selalu rendah dan tidak ada kemauan untuk memperbaikinya. Setelah didekati ternyata ia tidak suka belajar tapi lebih senang menari. Kemudian ketika ditanya apakah ia ingin menjadi penari dunia? Tentu jawabannya iya.

Untuk itu, orangtua harus membukakan jalan agar anak bisa meraih mimpi tersebut dengan memasukkannya ke sekolah tari terbaik. Terbukti anak perempuan itu kini berhasil menjadi direktur koreografi tari di usia 19 tahun dan sudah memiliki studio tari sendiri.

Ini menjadi contoh untuk para orangtua agar tidak memaksakan pendidikan anak termasuk ketika memilih perguruan tinggi. Sesuaikan jurusan dengan cita-cita yang ingin diraih buah hati Anda untuk memudahkan langkahnya menggapai sukses.

4. Buat 'Peta' Tarik Mundur
Cara terbaik untuk mengarahkan anak agar menjadi orang sukses seperti harapannya dengan membuat 'peta' tarik mundur. Apa yang dimaksud 'peta' tarik mundur? Anda perlu memberikan target kepada anak kapan ia ingin meraih cita-citanya? 10 tahun mendatang atau 7 tahun?

Setelah target ditentukan kemudian tuliskan dan tarik garis ke belakang. Berikan rincian, satu tahun sebelum sukses berarti anak sudah harus mencapai tingkat tertentu. Tiga tahun sebelumnya harus menempuh pendidikan yang bagaimana. Begitu seterusnya hingga besok harus melakukan apa. Seperti permainan pencarian harta karun yang akan membuat anak semangat untuk menggapai cita-cita mereka.

5. Tidak Ada Rencana B
Jangan biasakan anak mempunyai rencana B. Untuk meraih kesuksesan tidak memerlukan rencana B tapi bagaimana caranya mereka bertahan ketika menghadapi kegagalan di tengah perjalanan meraih impian.

"No backup plans! Kalau gagal ya coba lagi sampai berhasil. Jangan ajarkan anak menyerah. Beritahukan bahwa dia harus jadi yang terbaik. Dukung anak saat ia gagal agar tetap semangat hingga bisa meraih impiannya,




Sumber : (aln/hst).lifestyle wolipop

Senin, 14 September 2015

Butir-butir Pedoman Pengamalan dan Penghayatan Pancasila yang tercabut dari TAP MPR



Sejak tahun 2003, berdasarkan Tap MPR no. I/MPR/2003, 36 butir pedoman pengamalan Pancasila telah diganti menjadi 45 butir Pancasila. Namun sayangnya tidak ada kebijakan pemerintah untuk memasukkanya ke dalam kurikulum pendidikan ataupun program doktrinasi lewat media. Sewaktu masih SD, hampir semua murid harus hafal 36 butir Pancasila dan setiap malam disuguhkan kebanggaan pada Garuda Pancasila lewat layar kaca. Akibat dari semua itu terbentuklah sebuah "generasi yang hilang" ( generasi yang minim bahkan nyaris tidak memiliki perilaku yang mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai sebuah "pandangan hidup" dan sumber dari segala sumber hukum bagi hidup berbangsa dan bernegara.

Dengan dicabutnya " Eka Prasetya Pancakarsa" yang lebih familier disebut P4 dari Tap MPR, seolah-olah Pancasila hanya diakui sebagai dasar negara yang pengamalannya bisa multi tafsir tanpa adanya sebuah pedoman yang baku, dalam hal ini P4, bahkan terkesan  tidak perlu lagi diimplementasikan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pncasila pada kehidupan berbangsa dan bernegra. Jika demikian, bisa dimungkinkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila tidak lagi dijiwai oleh generasi-generasi mendatang, yang muaranya tentu saja bisa-bisa dasar negara digantikan oleh dasar negara yang lain. Inilah yang wajib diwaspadai oleh kita semua bangsa Indonesia yang sudah memiliki slogan " UUD 1945, Pancasila, dan NKRI adalah harga mati".


Ketika sebuah masyarakat bernegara maka harus ada persamaan pikir dan sikap masyarakat pada negara. Harus meletakkan setiap ego-nya pada prinsip yang telah disepakati bersama dan menjunjung tinggi prinsip dasar tersebut demi terciptanya rasa aman bermasyarakat dan tercapainya tujuan bernegara yaitu kemakmuran.

Prinsip dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Pancasila yang mengakomodir dan (harusnya) juga bersifat memaksa sebagai pandangan hidup semua orang yang mengaku Bangsa Indonesia. Dan menjadi sifat dasar bagi semua rakyat Indonesia dalam bermasyarakat.

Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. 
  3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 
  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. 
  6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. 
  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. 


Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
  1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. 
  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya. 
  3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 
  4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 
  5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 
  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 
  7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 
  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia. 
  10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain. 



Sila ketiga: Persatuan Indonesia 
  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 
  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 
  4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. 
  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 
  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 
  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa. 




Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaran / perwakilan
  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. 
  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 
  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 
  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. 
  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. 
  6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 
  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. 
  8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. 
  9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama. 
  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan. 




Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. 
  2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 
  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 
  4. Menghormati hak orang lain. 
  5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 
  6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. 
  7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. 
  8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
  9. Suka bekerja keras. 
  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. 
  11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.